Thumbnail post ulasan Finku oleh Adli Hadiyan Munif
Apakah kinerja aplikasi Finku, selaku pencatat keuangan pasif, memuaskan? Well... Not that much. 😐

Artikel ini berbahasa Indonesia.

TL;DR

Selaku aplikasi pencatat keuangan "pasif", Finku diharapkan akan dapat memberikan kinerja yang memuaskan. Namun, meskipun bertabur beragam fitur yang sepertinya akan memanjakan dan memudahkan pengguna, hingga saat ini, kinerjanya masih belum memuaskan.


Pemberitahuan


Notice

  • Logo Finku yang digunakan pada postingan ini, merupakan hak cipta dari pengembangnya, yakni PT. Sahabat Finansial Kamu (selaku pengembang aplikasi Finku).
  • Penggunaan logo-logo tersebut hanya bertujuan untuk pengulasan (review) dan peningkatan brand awareness dari aplikasi ini.
  • Penulisan ulasan ini murni dari pandangan pengguna umum secara pribadi, tanpa ada keterkaitan atau afiliasi dengan pihak pengembang Finku.


Pendahuluan

Tulisan ini merupakan lanjutan dari postingan sebelumnya, yakni initial review (ulasan ringkas) dari aplikasi ini. Pada tulisan ini, saya akan mengulas aplikasi ini lebih mendalam lagi berdasarkan pengalaman saya menggunakan aplikasi ini dalam beberapa minggu ke belakang.


Ulasan Saya

Uji Coba Aplikasi dan Harapan

Penguji-cobaan aplikasi ini dilakukan dengan menggunakan Google Pixel 3a XL, dengan Android versi 12. Dimulai dari versi aplikasi 1.5.1, hingga versi terbaru (pembaruan 10 Januari 2022), yakni 1.7.0. Ulasan ditulis setelah saya menggunakan aplikasi ini sejak 10 Desember 2021.

Hingga saat tulisan ini dipublikasikan, saya memiliki beberapa akun yang rutin digunakan untuk transaksi finansial, yakni: BRI, Jago, Line Bank, BRIZZI, GoPay, OVO, LinkAja!, Bibit, serta GoPayLater. Selain akun-akun tersebut, terdapat beberapa akun lainnya, namun tidak digunakan secara aktif.

Hingga Senin, 10 Januari 2022, akun-akun finansial yang didukung oleh Finku ialah:

Bank Konvensional (?)
  • BCA (KlikBCA Internet Banking, MyBCA).
  • Mandiri (Livin' by Mandiri).
  • BNI (BNI Internet Banking).
  • CIMB Niaga (OCTO Clicks).
  • BRI (BRI Internet Banking).
  • Permata Bank (PermataNet).
  • NISP (OCBC NISP).
  • BSI (BSI Net).
  • Danamon (Danamon).
e-Wallet (non notifikasi)
  • ShopeePay.
  • GoPay (hanya GoPay, belum ada opsi GoPayLater).
e-Wallet dan Bank Digital (notifikasi)
  • OVO.
  • Jenius.
Investasi
  • Ajaib.
  • Akseleran.
  • Alami.
  • Amartha.
  • Bibit.
  • Bareksa.
  • Investree.
  • IPOT.
  • Mandiri Sekuritas.
Selain opsi-opsi di atas, terdapat opsi penambahan akun secara manual untuk pencatatan secara manual ke depannya.

Bagi saya, yang telah melakukan pencatatan transaksi finansial dengan rajin secara manual, pengujian aplikasi ini ditujukan hanya untuk melihat apakah aplikasi ini dapat berfungsi dengan baik, untuk pencatatan transaksi finansial secara pasif.

Harapan saya, dengan adanya aplikasi pencatat transaksi finansial secara otomatis ini, saya hanya perlu membuka satu aplikasi saja (serupa one-stop-app, kira-kira). Jadi tidak perlu membuka masing-masing aplikasi finansial satu-per-satu (unless needed). Apalagi diiming-imingi semua transaksi tercatat secara otomatis, yang tentu semakin menarik jika memiliki beragam akun finansial seperti disebutkan di atas.

Namun, dengan iming-iming transaksi akan tercatat secara otomatis berdasarkan fitur-fitur yang tersedia, apakah aplikasi ini akan berjalan dengan baik dan fungsional seperti yang dijanjikan?

Penggunaan Aplikasi

Penggunaan Pertama Kali

Aplikasi ini pertama kali di-install pada smartphone saya pada tanggal 10 Desember 2021. Versi yang digunakan kala itu ialah 1.5.1.

Pertama, anda akan disuguhkan dengan layar awal berlatar belakang abu-abu gelap, dengan logo Finku di tengahnya, serta keterangan terdaftar dan diawasi oleh Kominfo serta Fintech Indonesia. Anda kemudian akan diminta untuk login ke akun anda (jika telah ada), atau anda bisa membuat akun baru dengan menekan pilihan "Buat Akun". Jika selesai, anda akan diminta untuk menginputkan kode OTP yang dikirimkan ke email anda.

Selanjutnya, Finku akan menampilkan ringkasan pernyataan keamanan data yang ditawarkannya. Pernyataan ini dapat dibaca lebih lanjut pada halaman berikut. Kemudian, anda akan diminta untuk mengatur PIN, yang akan digunakan untuk membuka aplikasi Finku ke depannya. Lalu, anda akan diminta untuk menentukan tujuan finansial anda dalam menggunakan Finku.

Kemudian, anda dapat langsung menambahkan akun finansial yang ingin anda tautkan dengan aplikasi Finku. Daftarnya dapat anda baca pada tabel "akun-akun finansial yang didukung Finku" di atas. Sebelum menambahkan, anda akan disuguhkan dengan halaman (lengkap, dapat di-scroll untuk membaca keseluruhan) keamanan data terkait akun finansial anda. Hal ini penting karena selaku pengguna, tentu memiliki rasa skeptis apabila nantinya data yang ditautkan ini dapat disalahgunakan oleh pihak Finku ke depannya.

Pada halaman ini, saya contohkan menggunakan akun Bank BRI. Anda akan diminta untuk menginputkan username dan password akun Bank BRI anda pada formulir yang tersedia, kemudian klik Hubungkan untuk melanjutkan. Finku kemudian akan login ke laman internet banking Bank BRI (di latar belakang), untuk mengunduh catatan transaksi anda.

Contoh lainnya ialah penambahan akun GoPay. Untuk akun GoPay, anda akan diminta untuk menginputkan nomor handphone yang anda gunakan untuk akun GoPay anda. Kemudian, anda akan diminta untuk menginputkan kode OTP yang dikirimkan via SMS. Kode ini penting agar Finku dapat membaca transaksi yang telah anda lakukan dengan akun GoPay anda.

Seperti yang saya sebutkan di tabel "akun-akun finansial yang didukung Finku" di atas, Finku juga mendukung pembacaan transaksi dari akun-akun finansial, seperti OVO, atau Jenius, dengan cara memberikan akses pembacaan notifikasi. Cara menghubungkannya seperti gambar di atas, anda perlu menekan tombol "Aktifkan Finku di Notifikasimu", lalu klik Allow untuk melanjutkan. Finku kemudian akan dapat membaca notifikasi anda, dari aplikasi OVO, dan Jenius. Artinya, jika ada transaksi yang "muncul" dari kedua aplikasi ini, Finku akan otomatis mencatat transaksi tersebut. Anda juga akan diminta untuk menuliskan saldo saat ini dari masing-masing akun tersebut.

Jika anda telah selesai menambahkan akun-akun finansial anda, ringkasannya akan tampil kira-kira seperti gambar paling kiri. Kemudian jika anda ingin menambahkan akun secara manual, anda tinggal mengisi formulir pada gambar kedua, dengan menginputkan nama akun, serta memilih akunnya. Lalu anda dapat menginputkan saldo saat ini, dan akun ini akan muncul di ringkasan akun finansial anda.

Setelah selesai menambahkan detail akun-akun finansial, kira-kira tab Home anda akan tampil seperti gambar paling kiri. Anda juga dapat mengganti nama panggilan anda, dari "default"-nya "Fin-E!" menjadi nama yang anda inginkan. Namun, penggantian nama ini hanya bisa dilakukan sekali saja. Lalu, jika anda meng-klik "Detail", yang terletak pada bagian kanan atas, anda akan dapat melihat seluruh aset yang telah anda tautkan ke aplikasi Finku.

Pengujicobaan Beberapa Fitur

Finku memiliki banyak sekali fitur pada aplikasinya, dengan pelbagai halaman yang tersedia. Berikut penjabaran masing-masingnya berdasarkan pemahaman saya secara pribadi.

Pertama, terdapat tab Pengeluaran. Pada halaman ini, Finku membagi detailnya menjadi tiga grup/kategori umum, yakni berdasarkan kategori pengeluaran, berdasarkan akun yang tertaut, serta berdasarkan Merchant/tujuan/penerima transaksi anda. Di sini karena akun saya yang tertaut pada akhirnya hanya Bank BRI, maka yang ditampilkan pada gambar di atas hanya satu akun saja.

Finku juga menawarkan fitur untuk mencatat transaksi secara manual. Hal ini berguna apabila Finku tidak berhasil mencatat transaksi yang anda lakukan, semisal akun finansial yang anda gunakan belum tertaut ke Finku.

Selanjutnya, terdapat juga fitur Budget(ing). Dengan fitur ini, anda dapat mengatur budget untuk pengeluaran anda per bulannya. Dengan mengatur budget, tentu anda akan lebih "terkukung", dengan dana yang boleh anda keluarkan untuk kebutuhan tertentu. Sehingga pengaturan keuangan anda akan lebih baik.

Jika anda mengklik ikon "+" pada bagian tengah bawah Finku, anda dapat mengatur budget untuk mengatur pengeluaran anda per bulannya. Budget yang diatur pun dapat diatur kategorinya, di antaranya yakni empat kategori umum seperti di gambar paling kanan.

Anda juga dapat menambahkan entri Tagihan, dimana Finku akan membuatkan "daftar tagihan" yang perlu anda bayar per bulannya. Sayangnya, fitur ini sepertinya lebih sesuai untuk tagihan berupa cicilan, bukan seperti tagihan rutin bulanan seperti pembayaran internet, langganan, dan semacamnya.

Pada halaman "Tagihan", anda dapat melihat ringkasan seluruh Tagihan per bulannya. Anda juga dapat mengedit entri Tagihan yang telah anda tambahkan sebelumnya. Namun, untuk kolom berwarna abu-abu, tidak dapat anda ubah lagi pada entri tersebut.

Selanjutnya, jika anda telah membayar tagihan anda, anda dapat memilih opsi "Saya Sudah Membayar Tagihan", kemudian tagihan tersebut akan berpindah dari tab Perlu Dibayar ke tab Sudah Dibayar.

Penggunaan Selanjutnya

Seusai penggunaan-penggunaan di atas, saya mulai mencoba beberapa kali menggunakan aplikasi ini. Pada awalnya, saya telah mencoba menghubungkan beberapa akun finansial yang saya miliki. Yakni akun bank BRI, dan GoPay. Namun sayang, tidak ada akun yang berhasil tertaut. Akibatnya, saya hanya bisa menambahkan beberapa akun secara manual... Karena saya telah mencatat transaksi finansial secara manual pada aplikasi lainnya, aplikasi ini pun "tidak terlalu berguna" karena ujung-ujungnya tentu saya harus mencatat dua kali pada dua aplikasi yang berbeda, yang mana tidak... efisien.

Saya juga menyebutkan di atas, bahwa ada beberapa akun yang bisa dideteksi transaksinya secara otomatis, yakni OVO, dan Jenius. Namun karena tidak ada transaksi apapun yang terjadi di dua akun ini selama sebulan ini, tentu tidak berpengaruh signifikan pada progress penggunaan aplikasi ini. Perlu dicatat juga, karena transaksi kedua akun ini bergantung pada pembacaaan notifikasi, artinya transaksi di masa lampau, sebelum anda menggunakan Finku tidak akan terbaca dan tercatat dengan baik, kecuali anda inputkan secara manual.

Lalu pada 26 Desember, saya baru menyadari bahwa terdapat kesalahan detail pada akun BRI yang saya tautkan. Sayangnya, tidak ada notifikasi kesalahan detail pada aplikasi Finku setelah penautan akun, meski terdapat penjelasan detail pada email dari Bank BRI.

Seusai mencoba menautkan kembali, seluruh catatan transaksi pada Bank BRI selama enam bulan terakhir pun terkategorikan dengan cukup baik. Kenapa cukup baik? Karena beberapa transaksi telah dikategorikan secara otomatis, namun beberapa masih belum dikategorikan. Dan hal ini... Tentu akan "merepotkan" jika harus mengkategorikan kembali secara manual, terutama hanya dengan menggunakan smartphone.

Terkait akun bank BRI, anda mungkin juga agak skeptis seperti saya. Tidak menafikan, namun catatan transaksi finansial merupakan salah satu catatan yang "confidential", setidaknya bagi saya. Setali tiga uang, memberikan detail akun finansial tentu memiliki resikonya tersendiri. Namun, berdasarkan penjelasan keamanan data yang ditawarkan Finku, serta dari pengalaman saya selama ini, saya bisa dikatakan "cukup yakin" dengan aplikasi Finku.

Kenapa? Karena sejauh ini, Finku memang hanya bisa mengunduh catatan transaksi saja dari akun bank BRI saya. Namun untuk melakukan transaksi finansial? Masih ada "dinding" lainnya yang harus dilalui Finku, yakni permintaan kode OTP via SMS. Selama lebih dari sebulan ini, tidak ada permintaaan kode OTP via SMS, yang artinya Finku memang tidak melakukan transaksi finansial. Via salinan histori akses akun pada email pun, tertera dengan jelas bahwa akun saya digunakan untuk login-cetak rekening koran-logout. Hanya tiga proses ini saja yang terjadi via akun bank BRI saya.

Di samping menautkan akun BRI, saya juga mencoba menautkan akun baru, yakni Bibit. Namun... Meskipun sudah ada beberapa transaksi tercatat pada akun Bibit, tidak ada transaksi yang tercatat di aplikasi Finku, meskipun keterangannya tertulis "Terakhir di-update baru saja".

Kelebihan

Dapat membaca dan mengkategorikan sebagian besar transaksi selama enam bulan terakhir dengan benar.

Pada akun bank BRI, seperti dijelaskan di atas, Finku berhasil membaca dan mengkategorikan masing-masing transaksi selama enam bulan tersebut. Namun hal ini sepertinya tergantung pada detail deskripsi pada masing-masing transaksi yang dibaca oleh Finku.

Notifikasi aplikasi tidak intrusif.

Selaku aplikasi pencatat keuangan, notifikasi dari aplikasi ini tidak intrusif. Bahkan bisa dikatakan tidak ada notifikasi sama sekali selama sebulan penggunaan ini seingat saya. Menjadi nilai lebih, tapi di sisi lain juga... Sepertinya bisa menjadi kekurangan, yang dijabarkan lebih lanjut pada bagian di bawah ini.

Catatan singkat di 20 Januari 2022. Kelebihan ini kayaknya perlu dipertimbangkan lagi. Sejak pembaruan terakhir, pada 18 Januari 2022, aplikasi ini mulai mengirimkan notifikasi secara rutin setidaknya dua kali sehari. Pengaturan untuk mematikan notifikasi pun belum ada dari aplikasi ini. Sehingga saya terpaksa menonaktifkan notifikasi aplikasi ini dari sistem.

Kekurangan

Beberapa kekurangan aplikasi Finku hingga 12 Januari 2022.

Jenis akun finansial yang didukung masih terbatas.

Hal ini berdampak signifikan pada progress penggunaan aplikasi ini, setidaknya bagi saya. Dari penjelasan di atas, hanya satu akun yang bisa dikatakan transaksi finansialnya "benar-benar tercatat" oleh Finku. Sisanya, belum ada transaksi lainnya yang tercatat karena masih belum didukungnya beberapa akun finansial.

Belum bisa mencatat transaksi yang terjadi secara otomatis.

Hal ini sepertinya tidak berlaku jika terdapat transaksi via OVO dan Jenius. Namun untuk akun Bank BRI, yang ditautkan via akunnya langsung (bukan berdasarkan akses notifikasi), tidak ada pencatatan transaksi secara otomatis, kecuali jika pengguna membuka aplikasi Finku.

Pencatatan transaksi tidak berlangsung di latar belakang.

Hal ini berakibat pada tidak tercatatnya transaksi yang terjadi di latar belakang, dan berakibat "harusnya pengguna untuk membuka aplikasi terlebih dahulu". Hal ini juga berdampak pada akibat selanjutnya yakni...

Sering error, lag, serta koneksi error.

Di sini, permasalahan yang muncul berkaitan dengan kekurangan di atas. Saat pengguna membuka aplikasi Finku, maka aplikasi ini akan melakukan pembaruan catatan transaksi, dengan cara:

  1. Login kembali ke akun finansial terkait.
  2. Lalu mengunduh catatan transaksi.
  3. Kemudian logout dan membaca daftar transaksi.

Proses di atas berjalan otomatis, tanpa harus meminta pengguna untuk menginputkan data kembali. Namun... Proses ini dapat memakan waktu sekira satu hingga dua menit. Ini pun tentu akan terjadi setiap kali membuka aplikasi Finku. Bayangkan jika anda ingin mencatat transaksi berulang-ulang dalam satu hari.

Hal ini pun seringkali diiringi dengan informasi lebih lanjut seperti:
  • Informasi koneksi error pada aplikasi Finku. Semisal: "Ups, ada gangguan saat koneksi dari pihak GoPay :( Coba lagi, ya.", atau
  • Notifikasi gagal login, misalnya bagi saya dari akun bank BRI. Disebutkan bahwa kode validasi tidak cocok, namun data saya telah dibaca dan masuk ke aplikasi Finku. Lalu di aplikasi Finku pun muncul informasi "server sedang sibuk, coba lagi nanti ya".

Sedangkan, untuk permasalahan lag. Hal ini dirasakan saat menggunakan Finku. Aplikasinya kadang terasa "ngadat" ketika berpindah tab, maupun saat refresh atau saat beberapa opsi yang tersedia.

Harus menginputkan PIN untuk membuka aplikasi ini.

Hal ini menurut saya agak... mengganggu. Bagi saya, yang smartphone-nya sudah ada fitur unlocking dengan sidik jari, dan bahkan untuk membuka lock screen-nya pun menggunakan pin atau bisa menggunakan finger print. Keharusan membuka Finku dengan PIN sebenarnya agak mengganggu. Tujuannya mungkin jikalau ada yang meminjam smartphone saat dalam kondisi terbuka, orang ini tidak bisa mengutak-atik dan melihat-lihat catatan keuangan kita. Namun ada baiknya jika pada pembaruan ke depan, aplikasi ini menjadikan fitur PIN ini menjadi opsional, atau menambahkan opsi fingerprint untuk mempermudah pengguna.

Terlalu banyak fitur, serta halaman home terasa "padat" dan memusingkan..

Finku memiliki empat tab utama, yakni Home, Pengeluaran, Budget, dan Tagihan. Di tengah, terdapat ikon tambah untuk menambah akun finansial baru, atau transaksi baru, maupun mengatur budget tertentu. Bagi saya pribadi, ada sangat banyak fitur pada aplikasi ini, sehingga memusingkan untuk fokus menggunakannya. I mean... Dengan tujuan utama menjadikan aplikasi ini sebagai aplikasi pencatat keuangan pasif, serta one-stop-app untuk melihat rangkuman seluruh transaksi, ada banyak sekali fitur-fitur yang saya tidak yakin apakah saya memerlukannya atau tidak...


Penutup

Penutup, menurut saya... Selaku aplikasi pencatat keuangan pasif, dengan beragam fitur yang disediakan, sesungguhnya agak disayangkan karena aplikasi ini belum dapat memenuhi ekspektasi yang saya harapkan. Meskipun aplikasi ini berhasil membaca catatan transaksi (dari akun Bank BRI) saya selama beberapa bulan terakhir secara otomatis, serta notifikasinya benar-benar senyap sekali (tidak mengganggu, thanks god...). Namun kelebihan ini hanya berlaku pada satu akun, yang berujung pada tidak optimalnya penggunaan aplikasi ini.

Mungkin saya akan mengulas aplikasi ini kembali secara singkat setelah enam atau sembilan bulan ke depan. Saya agak penasaran apakah aplikasi ini dapat bertahan dan memenuhi ekspektasi saya ke depannya, atau akan tetap sama seperti kondisinya saat ini.

Maka, rating saya untuk aplikasi ini ialah...

🙂 Hm....

65/100 pts

Tulisan ini merupakan bagian dari rangkaian tulisan bertema Manakah yang lebih baik? Finku, atau Moni?. Anda bisa membaca tulisan lainnya dengan mengklik tautan-tautan di bawah ini:

  1. Introduction (Pendahuluan).
  2. Finku - Ulasan Ringkas (Initial Review).
  3. Finku - Ulasan Mendalam (Intensive/Deep Review).
  4. Moni - Ulasan Ringkas (Initial Review) - still in draft.
  5. Moni - Ulasan Mendalam (Intensive/Deep Review) - still in draft.
  6. Finku vs Moni - Komparasi - still in draft.


Terima kasih telah membaca postingan ini. Sampai jumpa pada postingan lainnya :)